Rabu, 24 November 2010

PENGETAHUAN SUAMI TERHADAP NUTRISI KEHAMILAN ISTRI


BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang
Kehamilan merupakan suatu proses yang alamiah dan fisiologis. Setiap wanita yang memiliki organ reproduksi sehat yang telah mengalami menstruasi, dan melakukan hubungan seksual, dengan seorang pria yang organ reproduksinya sehat, sangat besar kemungkinan akan mengalami kehamilan. Apabila kehamilan direncanakan akan memberi rasa kebahagian dan penuh harapan.
Selama pertumbuhan dan perkembangan kehamilan, dari bulan ke bulan diperlukan kemampuan seorang ibu hamil untuk beradaptasi dengan perubahan – perubahan yang terjadi, akibat adanya ketidakseimbangan hormon progesteron dan hormon estrogen, yakni hormon kewanitaan yang ada didalam tubuh ibu sejak terjadi proses kehamilan.
Adanya ketidakseimbangan hormon ini dapat merangsang lambung, sehingga asam lambung semakin meningkat, dan menimbulkan rasa mual, muntah, ini terjadi bila adaptasi ibu tidak baik (Mandriwati, 2008).
Setiap ibu hamil memiliki kebutuhan nutrisi individual dan diet yang berbeda – beda untuk dapat hidup sehat secara seimbang. Tanpa adanya nutrisi yang cukup dan baik kehamilan ibu tidak akan sempurna. Dengan adanya nutrisi yang seimbang janin akan tumbuh dengan sehat dan baik.
Nutrisi yang sangat dibutuhkan ibu hamil untuk janinnya yaitu lemak, protein, sayuran, buah, karbohidrat kompleks, dan produk susu. Karena kebutuhan nutrisi bekerja sama dalam membentuk bayi sehat. Adapun beberapa nutrisi esensial selama masa kehamilan di antaranya zat besi, asam folat, kalsium, dan vitamin D. Zat besi penting untuk produksi sel darah merah sekaligus pencegahan anemia. Pilihan terbaik adalah pada daging merah tanpa lemak dan bayam.
Asam folat yang terkandung dalam sayuran berdaun hijau, buah dan sayuran berwarna kuning gelap, kacang merah, kacang polong, dan kacang tanah, dibutuhkan untuk produksi darah dan protein, enzim efektif, serta mencegah kecacatan janin.
Nutrisi yang bagus membantu wanita menyiapkan tubuhnya untuk menjadi seorang ibu, karena proses kompleks yang terjadi selama masa kehamilan membutuhkan banyak suplay protein, vitamin dan mineral untuk ibu dan bayi. Jika tubuh ibu sudah mempunyai simpanan nutrisi jauh beberapa bulan atau tahun sebelum masa kehamilan, kebutuhan nutrisi dapat ditutupi dengan pola makan yang sederhana. Tetapi jika simpanan nutrisi lebih rendah pada masa kehamilan, maka ibu hamil mempunyai resiko yang cukup besar menyertai kehamilannya seperti : amnesia, dan kesulitan kehamilan.
Jadi dalam hal ini pengetahuan suami sangatlah penting, baik berupa pemeriksaan, pengawasan dan pertolongan persalinan merupakan hal yang sangat penting terhadap kehamilan istri.


Banyak penyulit – penyulit sewaktu hamil dengan pengawasan yang baik dan bermutu dapat diobati dan dicegah. Sehingga persalinan berjalan mudah dan normal.
Berdasarkan data dari Badan Kesahatan Dunia (WHO) tahun 2009 di Amerika sebanyak 25.000 (25 %) suami mengatakan nutrisi sangat penting pada istri yang sedang hamil, guna untuk melancarkan perkembangan janin.
Sementara di Indonesia suami yang memperhatikan nutrisi istrinya yang sedang hamil hanya sekitar (17 %), selebihnya hanya menganggap sudah hal yang biasa. Di Sumatra Utara sendiri hanya (12 %) yang memperhatikan nutrisi kehamilan istri (http://www.bmf.litbang.depkes.go.id).
Berdasarkan survey awal yang telah dilakukan peneliti pada suami ibu hamil yang memeriksakan kehamilannya, 3 dari 10 suami ibu hamil mengatakan bahwa suami sangat memperhatikan makanan dan kandungan nutrisi istrinya. Dari fenomena di atas peneliti tertarik untuk meneliti tentang Pengetahuan Suami Terhadap Nutrisi Kehamilan Istri di Poly Obgyn Rumah Sakit Haji Medan Tahun 2010.
1.2. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas maka penulis membuat rumusan masalah yaitu bagaimana Pengetahuan Suami Terhadap Nutrisi Kehamilan Istri.
1.3. Tujuan Penelitian
Tujuan Umum
Untuk mengetahui pengetahuan suami terhadap nutrisi kehamilan istri.


1.4. Manfaat Penelitian
Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah :
1. Bagi Peneliti
Dengan adanya penelitian ini peneliti berharap dapat menerapkan pengetahuan suami terhadap nutrisi kehamilan istri.
2. Tempat Peneliti
Hasil penelitian ini di harapkan dapat meningkatkan mutu pelayanan kesehatan.
3. Responden
Dengan adanya penelitian ini para suami yang mempunyai istri hamil dapat lebih memahami tentang pentingnya nutrisi, untuk mendukung kelancaran kehamilan istrinya.
4. Bagi Peneliti Selanjutnya
Sebagai bahan masukan, tambahan dan data dasar bagi peneliti selanjutnya, dan dapat mengurangi kelemahan yang ada dalam penelitian ini.







BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Konsep Pengetahuan
2.1.1. Pengertian
Pengetahuan merupakan hasil “tahu” pengindraan manusia terhadap suatu obyek tertentu. Proses pengindraan terjadi melalui panca indra manusia, yakni indra penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan melalui kulit. Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan seseorang (over behavior) (Notoatmodjo, 2003).
Pengetahuan pada hakekatnya merupakan segenap apa yang kita ketahui tentang suatu obyek tertentu, termasuk di dalamnya adalah ilmu. Pengetahuan merupakan khasanah kekayaan mental yang secara langsung turut memperkaya hidup kita (Suriasumantri, 2000).
Pengetahuan adalah informasi atau maklumat yang diketahui atau disadari oleh seseorang. Dalam pengertian lain pengetahuan adalah berbagai gejala yang ditemui dan diperoleh manusia melalui pengamatan indrawi (Wikipedia, 2008).
2.1.2. Cara Memperoleh Pengetahuan
Menurut Notoadmodjo (2005) ada beberapa cara untuk memperoleh pengetahuan, yaitu:


a. Cara Coba-Salah (Trial and Error)
Cara coba-coba ini dilakukan dengan menggunakan kemungkinan dalam memecahkan masalah, dan apabila kemungkinan tersebut tidak berhasil, dicoba kemungkinan yang lain. Apabila kemungkinan kedua ini gagal pula, maka dicoba dengan kemungkinan ketiga, dan apabila kemungkinan ketiga gagal dicoba kemungkinan keempat dan seterusnya, sampai masalah tersebut dapat dipecahkan. Itulah sebabnya maka cara ini disebut metode trial (coba) and error (gagal atau salah) atau metode coba-salah/ coba-coba.
b. Cara Kekuasaan atau Otoritas
Dalam kehidupan manusia sehari-hari, banyak sekali kebiasaan-kebiasaan dan tradisi-tradisi yang dilakukan oleh orang, tanpa melalui penalaran apakah yang dilakukan tersebut baik atau tidak. Kebiasaan-kebiasaan ini biasanya diwariskan turun temurun dari generasi ke generasi berikutnya. Dengan kata lain, pengetahuan tersebut diperoleh berdasarkan pada otoritas atau kekuasaan, baik tradisi, otoritas pemerintah, otoritas pemimpin agama, maupun ahli-ahli ilmu pengetahuan.
c. Berdasarkan Pengalaman Pribadi
Pengalaman adalah guru yang baik, demikian bunyi pepatah, pepatah ini mengandung maksud bahwa pengalaman itu merupakan sumber pengetahuan, atau pengalaman itu merupakan suatu cara untuk memperoleh pengetahuan.
d. Melalui Jalan Pikiran
Sejalan dengan perkembangan umat manusia, cara berpikir manusia pun ikut berkembang. Dari sini manusia telah mampu menggunakan penalarannya dalam memperoleh pengetahuannya.
e. Cara Moderen dalam Memperoleh Pengetahuan
Cara baru dalam memperoleh pengetahuan pada dewasa ini lebih sistematis, logis, dan ilmiah. Cara ini disebut “metode penelitian ilmiah”, atau lebih popular disebut metodelogi penelitian (research methodology).
2.2 Faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan adalah:
a. Pengalaman
Merupakan suatu cara untuk memperoleh kebenaran pengetahuan, baik dari pengalaman diri sendiri maupun orang lain. Hal tersebut dilakukan dengan cara pengulangan kembali pengalaman yang diperoleh dalam memecahkan permasalahan yang dihadapi. Bila berhasil maka orang akan menggunakan cara tersebut dan bila gagal tidak akan mengulangi cara itu.
b. Pendidikan
Makin tinggi tingkat pendidikan seseorang, maka makin mudah menerima informasi sehingga makin banyak pula pengetahuan yang dimiliki. Sebaliknya pendidikan yang kurang akan menghambat perkembangan sikap seseorang terhadap nilai-nilai baru yang diperkenalkan.
c. Kepercayaan
Adalah sikap untuk menerima suatu pernyataan atau pendirian tanpa menunjukkan sikap pro atau anti kepercayaan. Sering diperoleh dari orang tua, kakek atau nenek (Notoatmodjo, 2005).
d. Umur, yaitu individu yang terhitung mulai saat dilahirkan sampai berulang tahun (Mubarok, 2006).

2.3 Suami
2.3.1. Defenisi
Seorang yang sudah resmi mempunyai seorang istri.
Suami adalah suatu gelar yang di berikan kepada seorang laki – laki yang telah menikahi seorang perempuan sah secara agama maupun hukum Negara (Safinathun Najah, 2000).
2.4 Kehamilan
2.4.1. Defenisi
Kehamilan (pregnancy) adalah suatu masa yang dimulai dari konsepsi sampai lahirnya janin (Wiknjosastro, 2005). Kehamilan adalah masa di mana seorang wanita membawa embrio atau fetus di dalam tubuhnya. Dalam kehamilan dapat terjadi banyak gestasi (misalnya, dalam kasus bayi kembar, atau triplet) (Wikipedia, 2008).
2.4.2. Perubahan Selama Kehamilan
Proses kehamilan sampai persalinan merupakan mata rantai satu kesatuan dari konsepsi, nidasi, pengenalan adaptasi, pemeliharaan kehamilan, perubahan endokrin sebagai persiapan menyongsong kelahiran bayi, dan persalinan dengan kesiapan pemeliharaan bayi.
2.4.3. Nutrisi selama kehamilan
Kadar nutrisi sebelum dan sesudah hamil menentukan kesehatan ibu dan bayinya. Bayi yang belum lahir menggunakan semua nutrien yang dibutuhkan oleh pertumbuhannya terlepas, apakah ibu hamil memilikinya secara cukup atau tidak. Jika kadar nutrisi ibu hamil sangat rendah, bayi tidak memperoleh nutrien.
Ibu hamil tidak perlu makan bagi dua orang selama kehamilan. Namun, ibu hamil perlu menambahkan asupan beberapa nutrien seperti zat besi, vitamin, protein, kalsium untuk memenuhi kebutuhan bayi yang sedang berkembang.
Nutrisi pada wanita hamil harus mencukupi kebutuhan ibu dan janin. Makanan bergizi bagi ibu hamil adalah makanan yang mengandung zat tenaga, zat pembangun, dan zat yang sesuai dengan kebutuhan gizi.
Pemasukan makanan ibu hamil pada triwulan I sering mengalami penurunan karena menurunnya nafsu makan dan sering timbul mual muntah, tetapi makanan ini harus tetap diberikan seperti biasa. Untuk mengatasi mual dan muntah sebaiknya porsi makan ibu hamil diberikan lebih sedikit dengan frekuensi pemberian sering.
Dibawah ini ada beberapa kiat untuk memastikan kadar nutrisi yang cukup selama kehamilan.
1. Zat besi : Kekurangan zat besi menyebabkan anemia, yang meningkatkan risiko kesehatan ibu dan bayinya. Semua sayuran berdaun hijau kaya akan zat besi, dan ibu hamil perlu mengkonsumsinya dalam jumlah yang lebih banyak selama hamil. Walaupun dokter, bidan, perawat, akan merekomendasikan suplemen zat besi yang alami akan mengurangi dosis suplemen zat besi yang diperlukan untuk mempertahankan kadar hemoglobin normal selama hamil.
2. Meningkatkan vitamin C : kandungan vitamin C dalam makanan meningkatkan penyerapan zat besi. Namun tomat dapat mengurangi penyerapan zat besi karena oksalat dalam tomat berkombinasi dengan zat besi yang ada dalam sayuran hijau dan membentuk suatu senyawa yang tidak larut, ibu hamil dapat menggunakan air jeruk nipis, air asam, atau bubuk mangga yang kering untuk meningkatkan penyerapan zat besi.
3. Kalsium : susu dan produk susu merupakan sumber yang kaya akan kalsium. Ibu hamil membutuhkan sekitar tiga gelas susu setiap hari di sepanjang kehamilan. Jika ibu hamil tidak menyukai rasa susu, ibu hamil dapat mengguanakan jumlah yang setara dari produk susu lainnya, seperti keju, yoghurt roti susu, dan sebagainya. Kalsium juga terdapat dalam sayuran berwarna hijau, telur, dan jeruk nipis.
4. Protein : protein dibutuhkan bukan saja untuk membangun tubuh bayi, tetapi juga untuk mengganti kerusakan yang normal terjadi dalam tubuh. Biji – bijian, susu, dan produk susu serta telur kaya akan protein. Ibu hamil membutuhkan tambahan 15 gram protein per hari selama kehamilan (Yulaikhah, 2009).
2.5 Pemenuhan Kebutuhan Nutrisi Ibu Hamil
1. Trimester Pertama
Pada kehamilan trimester pertama Ibu masih menyesuaikan diri dengan kehamilannya. Namun sekalipun Ibu mengalami muntah-muntah, sebaiknya Ibu tidak mengurangi porsi dan kualitas makanan, karena apabila pada masa trimester pertama ini Ibu hamil mengalami kekurangan zat gizi, akan menyebabkan gagalnya pembentukan otak dan organ-organ penting lainnya pada janin, yang bisa menyebabkan cacat bawaan.

Mengingat pentingnya gizi di awal kehamilan, Ibu perlu memasukkan gizi seimbang, seperti kalori, protein, serat, kalsium, zat besi dan air dalam menu sehari-hari. Selain itu, Ibu perlu menambahkan beberapa vitamin dan mineral penting yang sangat dibutuhkan janin di awal kehidupannya. Asam folat misalnya yang berfungsi membantu dalam pembelahan sel yang terjadi pada kandungan ibu. Proses pembelehan sel ini harus sempurna agar janin tumbuh dengan sempurna.
Asam Folat terdapat pada :
a. sayuran berdaun hijau
b. jeruk dan buah kiwi
c. kacang polong dan buncis
d. hati sapi
Apabila kebutuhan nutrisi ibu hamil tidak terpenuhi maka perkembangan janin akan terhambat, sehingga dapat mengakibatkan berat badan lahir renda. Asupan kalori yang di butuhkan ibu hamil adalah sebesar 2200 kalori setiap harinya.
2. Trimester keDua
Pada trimester ke dua, ibu memerlukan tambahan asupan kalori sebanyak 300 kalori dari trimester pertama. Kalori tambahan ini dapat memberikan energi yang dibutuhkan tubuh untuk ibu maupun janin.
Masa trimester kedua merupakan masa perkembangan yang pesat untuk ibu dan janin. Di akhir trimester kedua, panjang janin dari puncak kepala hingga ke tulang ekor sekitar 25 cm dengan berat sekitar 1000 gram. Sementara untuk Anda, ibu hamil pada trimester kedua akan bertambah berat badan antara 6 hingga 7 kg atau sekitar 2 kg perbulan. Karena pentingnya masa ini, kebutuhan nutrisi yang baik dan lengkap semakin diperlukan terutama zat besi dan kalsium. Ibu di anjurkan untuk mengkonsumsi makanan dan minuman yang banyak mengandung kedua nutrisi tersebut. Jika perlu, penambahan vitamin yang mengandung zat besi dan kalsium juga boleh dilakukan.
3. Trimester keTiga
Pada trimester ketiga ini makanan harus disesuaikan dengan keadaan badan ibu. Bila ibu hamil mempunyai berat badan kelebihan, maka makanan pokok dan tepung-tepungan dikurangi, ibu harus memperbanyak sayur-sayuran dan buah-buahan segar untuk menghindari sembelit. Bila terjadi keracunan kehamilan/uedem (bengkak-bengkak pada kaki) maka janganlah menambah garam dapur dalam masakan sehari-hari. Kebutuhan kalorinya sama pada usia trimester kedua. http://kehamilan.klikdokter.com/subpage.php?id=2⊂=6
Ada beberapa hal yang sangat perlu diperhatikan ibu hamil yaitu :
1. Ibu hamil harus makan dan minum lebih banyak dari pada saat tidak hamil.
2. Untuk mencegah kurang darah selama hamil ibu harus banyak makan makanan sumber zat besi, seperti sayuran hijau tua, tempe, tahu, kacang hijau, kacang merah dan kacang-kacangan lainnya, telur, ikan, dan daging.
3. Jangan lupa minum tablet tambah darah 1 butir setiap hari.
4. Untuk mencegah gigi rontok dan tulang rapuh, ibu hamil harus banyak makan-makanan sumber zat kapur, seperti : kacang-kacangan, telur, ikan teri/ikan kecil yang dimakan bersama tulangnya, sayuran daun hijau.
5. Kenalilah gejala kurang darah (Anemia) selama kehamilan, yaitu : pucat, pusing, lemah dan penglihatan berkunang-kunang.
6. Selama hamil makanlah beraneka ragam makanan dalam jumlah yang cukup.
7. Bila nafsu makan ibu kurang, makanlah makanan yang segar-segar, seperti : buah-buahan, sari buah, sayur bening, dsb.
8. Hindari pantangan terhadap makanan, karena akan merugikan kesehatan ibu.
9. Hindari merokok dan minum-minuman keras karena akan membahayakan keselamatan ibu dan janin.
10. Jangan lupa memeriksakan diri kepada bidan atau Puskesmas secara teratur, agar ibu dan kandungannya tetap sehat.
http://www.balita-anda.indoglobal.com
2.6 Kerangka kerja penelitian
Berdasarkan uraian di atas, maka dapat di buat kerangka kerja penelitian mengenai “ Pengetahuan Suami Terhadap Nutrisi Kehamilan Istri di Poli Obgyn Rumah Sakit Haji Medan Tahun 2010 “.



Gambar 1 kerangka kerja penelitian.
Dari kerangka kerja di atas dapat terlihat bahwa objek yang diteliti adalah pengetahuan suami terhadap nutrisi kehamilan istri dengan kriteria hasil baik, cukup, kurang.

BAB 3
METODE PENELITIAN

3.1 Desain Penelitian
Desain penelitian yang digunakan pada penulisan ini adalah metode deskriptif yang bertujuan untuk menggambarkan pengetahuan suami terhadap nutrisi kehamilan istri di Poly Obgyn Rumah Sakit Haji Medan tahun 2010.
3.2 Waktu dan Lokasi Penelitian
3.2.1.Lokasi Penelitian
Penelitian dilakukan di Poli Obgyn Rumah Sakit Haji Medan, dengan pertimbangan tempat tersebut memiliki masalah yang akan diteliti, memenuhi jumlah sampel yang dibutuhkan, dan merupakan dekat dari tempat tinggal peneliti sehingga peneliti lebih mudah bersosialisasi dengan lingkungan tersebut dan belum pernah dilakukan penelitian tentang Pengetahuan Suami Terhadap Nutrisi Kehamilan Istri.
3.2.2. Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 12 – 17 Juli 2010.
3.3 Populasi dan Sampel
3.3.1. Populasi
Populasi adalah keseluruhan objek penelitian yang diteliti (Notoadmojo, 2007). Populasi dalam penelitian ini adalah semua suami ibu hamil yang menemani istrinya memeriksakan kehamilan di Poli Obgyn Rumah Sakit Haji Medan.

3.3.2. Sampel
Sampel adalah sub unit populasi survey atau populasi itu sendiri yang oleh peneliti dipandang mewakili populasi target (Danim, 2003). Tehnik pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan tehnik Accidental sampling, yaitu di lakukan dengan mengambil kasus responden yang kebetulan ada atau bersedia (Notoatmodjo, 2005). Jumlah populasinya adalah 20 orang.
3.4 Defenisi Operasional
1. Pengetahuan adalah hasil tahu manusia, dan ini terjadi setelah seseorang melakukan pengindraan terhadap suatu objek tertentu.
2. Nutrisi ibu hamil adalah zat atau kandungan makanan yang harus mengandung zat tenaga, zat pembangun, dan zat yang sesuai dengan kebutuhan gizi ibu hamil.
3. Suami adalah seorang laki – laki yang telah menikahi seorang perempuan yang sah secara agama dan hukum negara.
3.5 Etika Penelitian
Masalah etika penelitian merupakan masalah yang sangat penting dalam penelitian, mengingat penelitian berhubungan langsung dengan manusia, maka segi etika penelitian harus diperhatikan (Alimul, 2003). Masalah etika yang harus diperhatikan antara lain adalah sebagai berikut :
3.5.1. Lembar Persetujuan sebagai peserta (Informed concent)
Informed concent merupakan bentuk persetujuan antara peneliti dengan responden penelitian dengan memberikan lembar persetujuan. Informed concent tersebut diberikan sebelum penelitian dilakukan dengan memberikan lembar persetujuan untuk menjadi responden. Tujuan Informed concent adalah agar subyek mengerti maksud dan tujuan penelitian, mengetahui dampaknya. Jika subyek bersedia, maka mereka harus menandatangani lembar persetujuan. Jika responden tidak bersedia, maka peneliti harus menghormati hak itu.
3.5.2. Tanpa nama (Anonimity)
Anonimity tujuannya untuk menjaga kerahasian identitas dari responden dalam penelitian dengan cara tidak memberi nama responden pada lembar alat ukur hanya menuliskan kode pada lembar pengumpulan data atau hasil penelitian yang akan disajikan.
3.5.3. Kerahasiaan (Confidentiality)
Confidentiality tujuannya untuk menjamin keberhasilan dari penelitian baik informasi maupun masalah lainnya, semua informasi yang dikumpulkan dijamin kerahasiaan oleh peneliti, hanya kelompok data tertentu yang akan dilaporkan pada hasil riset.
3.6 Pengumpulan Data
Pengumpulan data adalah suatu proses pendekatan kepada subyek dan proses pengumpulan karakteristik subyek yang diperlukan dalam penelitian (Nursalam, 2003).
Instrumen pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan kuesioner. Kuesioner adalah sejenis pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang pribadinya atau hal-hal yang ia ketahui (Arikunto, 2006).

3.7 Pengolahan Data
Pada penelitian ini pengolahan data menggunakan langkah – langkah sebagai berikut :
1. Editing
Editing dilakukan untuk mengetahui apakah data sudah diisi dengan benar oleh responden. Pada tahap ini semua data diperiksa, sehingga apabila ada pertanyaan yang belum diisi dapat ditanyakan langsung kepada responden. Editing dilakukan dilapangan sehingga jika terjadi kekurangan atau kesalahan data dapat dengan mudah dilakukan perbaikan.
2. Coding
Tehnik ini dilakukan dengan memberi tanda atau klasifikasi pada masing-masing jawaban dengan kode berupa angka.
3. Tabulating
Jawaban responden ditabulasi secara normal dengan menggunakan tabel distribusi frekuensi.
4. Scoring
Memberikan score terhadap jawaban – jawaban responden. Pada kuesioner pengetahuan, sebelum menetukan kategori baik, cukup dan kurang sebagai tolak ukur yang akan di sajikan sebagai pemantauan pengukuran.
Aspek pengukuran variabel khususnya pengukuran variabel pengetahuan menurut Notoatmodjo, 2005 di lakukan dengan cara sebagai berikut :
1. Scor jawaban yang salah diberi nilai 1 (satu) dengan jumlah soal sebanyak 18 soal, jadi jumlah score minimum adalah 1 x 18 = 18
2. Score jawaban yang benar diberi nilai 2 (dua) dengan jumlah soal sebanyak 18 soal, jadi jumlah score minimum adalah 2 x 18 = 36
Untuk mendapatkan interval nilai adalah sebagai berikut
R = Xmax – Xmin
= 36 – 18
= 18

Maka dari hasil penelitian “ Pengetahuan Suami Terhadap Nutrisi Kehamilan Istri tahun 2010 “ memiliki kriteria sebagai berikut :
a. Baik, jika 31 - 36
b. Cukup, jika 24 - 30
c. Kurang, jika 18 – 23
Untuk mengetahui Pengetahuan Suami Terhadap Nutrisi Kehamilan Istri dilakukan dengan cara sebagai berikut :
Skore terendah adalah jawaban yang salah dikali jumlah pertanyaan, yaitu : (1 x 6 = 6)
Skor tertinggi adalah jawaban yang benar dikali jumlah pertanyaan, yaitu : (2 x 6 = 12)
Jadi, pembagian skore pengetahuan berdasarkan rumus adalah sebagai berikut:
R = Xmax – Xmin
= 12 – 6 = 6

Maka dari hasil penelitian” Pengetahuan Suami Terhadap Nutrisi Kehamilan Istri diPoly Obgyn Rumah Sakit Haji Medan Tahun 2010 “ memiliki kriteria sebagai berikut
a. Baik, bila mendapat score 9 – 10
b. Cukup, bila mendapat score 7 – 8
c. Kurang, bila mendapat scoke 5 – 6 (Notoatmodjo, 2005)
5. Analisys (Analisa)
Analisa yang dilakukan secara diskriftif dengan melihat dengan melihat persentase distribusi frekuensi.
3.8 Penyajian Data
Hasil pengolahan data akan disajikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi.
(Notoatmdjo, 2005)








BAB 4
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Penelitian
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan pada tanggal 12 – 17 Juli 2010 tentang pengetahuan suami terhadap nutrisi kehamilan istri di Poli Obgyn Rumah Sakit Haji Medan tahun 2010, terhadap 20 responden adalah sebagai berikut :
Tabel 1
Distribusi Data Demografi Responden di Poli Obgyn Rumah Sakit Haji Medan Tahun 2010

No Data Demografi Data Jumlah Orang Persentase %

1
Umur <20 0 0% 20 – 35 14 70% >35 6 30%
Jumlah 20 100%

2
Pendidikan SD 1 5%
SMP 8 40%
SMA 10 50%
PT 1 5%
Jumlah 20 100%

3
Pekerjaan PNS 1 5%
WIRASWASTA 10 50%
PETANI 3 15%
PEG.SWASTA 6 30%
Jumlah 20 100%

4
Kehamilan Gravida I 8 40%
Gravida II 9 45%
Gravida >II 3 15%
Jumlah 20 100%

Berdasarkan tabel di atas dari 20 responden, mayoritas responden berumur 20 – 35 Tahun yaitu sebanyak 14 orang (70%), mayoritas berpendidikan SMA sebanyak 10 orang (50%), mayoritas responden bekerja sebagai wiraswasta sebanyak 10 orang (50%), dan mayoritas kehamilan istri responden adalah gravida II sebanyak 9 orang yaitu (45%).
Tabel 2
Distribusi Pengetahuan Suami Terhadap Nutrisi Kehamilan Istri di Poli Obgyn Rumah Sakit Haji Medan Tahun 2010

No Pengetahuan Jumlah (orang) Persentase (%)
1 Baik 3 15%
2 Cukup 15 75%
3 Kurang 2 10%
Jumlah 20 100%

Berdasarkan 20 jumlah responden, mayoritas responden berpengetahuan cukup sebanyak 15 orang yaitu (75%), berpengetahuan baik sebanyak 3 orang yaitu (15%), berpengetahuan kurang sebanyak 2 orang yaitu (10%).
4.2 Pembahasan
Berdasarkan hasil penelitian pengetahuan suami terhadap nutrisi kehamilan istri di Poli Obgyn Rumah Sakit Haji Medan Tahun 2010 diketahui bahwa, dari 20 responden yang berpengetahuan cukup sebanyak 15 orang (75%), berpengetahuan baik 3 orang (15%), dan berpengetahuan kurang sebanyak 2 orang (10%). Dan dapat dilihat dari hasil kuesioner bahwa mayoritas responden hanya mampu menjawab sebagian pertanyaan dengan benar, yang mana mayoritas responden hanya mengetahui resiko kekurangan nutrisi, dimana pengetahuan responden kekurangan nutrisi dapat mengakibatkan berat badan lahir rendah, mengakibatkan anemia (kurang darah), dan mayoritas responden tidak mengetahui tentang nutrisi yang baik bagi kehamilan, dimana menurut Yulaikhah (2009), nutrisi yang dibutuhkan adalah makanan yang mengandung zat tenaga, zat pembangun, dan zat yang sesuai dengan kebutuhan gizi, dimana terdapat pada kandungan lemak, protein, karbohidrat, kalsium, atau terdapat pada sayuran berwarna hijau muda dan tua, kacang – kacangan, susu, dan buah buahan, ikan, telor, daging air putih dan lain – lain. Sedangkan mayoritas responden tidak mengetahui bahwa kekurangan nutrisi dapat mengakibatkan gagalnya pembentukan otak dan organ – organ penting lainnya pada janin, yang bisa menyebabkan cacat bawaan pada janin. Menurut http://kehamilan.klikdokter.com apabila kebutuhan nutrisi ibu hamil tidak terpenuhi maka perkembangan janin akan terhambat, sehingga dapat mengakibatkan berat badan lahir rendah, prematur, tetapi ibu hamil tidak perlu makan untuk dua porsi.
Dari hasil penelitian diatas peneliti menarik kesimpulan adanya kesenjangan antara teori dengan hasil penelitian. Hal ini dilihat dari gravida kehamilan istri responden adalah gravida II sebanyak 9 orang (45%), sedangkan dari hasil kuesioner yang diberikan mayoritas responden hanya mampu menjawab sebagian pertanyaan tentang akibat dari kekurangan nutrisi, sedangkan nutrisi yang baik tidak responden ketahui, menurut Notoatmodjo (2005), pengalaman merupakan suatu cara untuk memperoleh kebenaran pengetahuan, baik dari pengalaman diri sendiri maupun orang lain. Dimana terdapat pada hasil kuesioner yang disajikan mayoritas responden kurang mengetahui nutrisi yang baik bagi kehamilan istri sebanyak 2 orang (10%), dikarenakan masih rendahnya tingkat pendidikan yang diperoleh. Menurut Notoatmodjo (2003), pengetahuan terjadi setelah seseorang melakukan proses (baik itu dengan cara melihat maupun mendengar) terhadap suatu objek tertentu. Pengetahuan juga dapat diperoleh seseorang dari pengamatan langsung ataupun dari pengalaman orang lain. Disamping itu pendidikan juga berpengaruh terhadap pengetahuan seseorang, dimana taraf pendidikan yang rendah pada umumnya berdampingan dengan informasi yang terbatas. Dimana mayoritas pendidikan responden adalah SMA 10 orang (50%), sehingga menyebabkan pengetahuan responden cukup sebanyak 15 orang (75%), dan pekerjaan responden mayoritas wiraswasta sebanyak 10 orang (50%), menurut Mubarok (2009), pekerjaan merupakan faktor yang dapat mempengaruhi pengetahuan, dimana mayoritas pekerjaan responden adalah wiraswasta sebanyak 50%, sehingga mengakibatkan pengetahuan responden adalah cukup.
Dari hasil penelitian diatas, peneliti menarik kesimpulan bahwa pengetahuan suami terhadap nutrisi kehamilan istri adalah cukup, hal ini didukung oleh pendidikan responden adalah SMA dan pekerjaan mayoritas wiraswasta, sehingga belum bisa mendukung responden untuk berpengetahuan baik.





BAB 5
KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan
Nutrisi adalah zat atau kandungan makanan yang dibutuhkan tubuh guna untuk melangsungkan kehidupan. Setelah dilakukan penelitian terhadap 20 responden dengan menggunakan instrumen kuesioner yang berisi sebanyak 18 pertanyaan mengenai pengetahuan suami terhadap nutrisi kehamilan istri di Poli Obgyn Rumah Sakit Haji Medan Tahun 2010.
Ditemukan mayoritas responden berusia 20 – 35 tahun sebanyak 14 orang (70%), mayoritas responden berpendidikan SMA sebanyak 10 orang (50%), mayoritas pekerjaan responden adalah wiraswasta sebanyak 10 orang (50%), dan mayoritas kehamilan istri responden adalah gravida II sebanyak 9 orang (45%).
Kemudian disajikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi, persentase maka dapat diambil kesimpulan bahwa responden yang mempunyai pengetahuan cukup adalah sebanyak 15 orang yaitu (75%).
5.2 Saran
a. Bagi Tempat Penelitian
Peneliti berharap dapat menambah informasi kepada bagian gizi di rumah Sakit Haji Medan terutama di Poli Obgyn berupa penyuluhan tentang Nutrisi ibu hamil bagi suami yang menemani istri memeriksakan kehamilan.

b. Bagi Institusi Pendidikan
Diharapkan bagi institusi Program Studi D-III Keperawatan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Rumah Sakit Haji Medan untuk menambah materi yang disampaikan di ruang belajar, khususnya di pelajaran Maternitas, untuk lebih sering mengadakan penyuluhan tentang nutrisi ibu hamil, baik di lahan praktek Rumah Sakit ataupun di lahan praktek lain.
c. Bagi peneliti selanjutnya
Diharapkan agar dapat melanjutkan penelitian ini dengan lebih sempurna lagi, dan memperbaiki kelemahan yang ada pada penelitian ini.







DAFTAR PUSTAKA
Ferrer, Helen.(1999). Perawatan Maternitas. Cetakan Pertama. Jakarta. EGC
Gill Thorn, (2004). Kehamilan Sehat. Jakarta : Erlangga
Judith Schott, (2009). Kelas Antenatal. Hal : 229. Jakarta : EGC
Mandriwati, (2008). Kebutuhan Nutrisi Ibu Hamil. EGC, Jakarta.
Nursalam, (2008). Konsep Dan Penerapan metode penelitian Ilmu Keperawatan. Edisi 2. Jakarta : Salemba Medika.

Notoatmodjo Soekidjo, (2003). Promosi Kesehatan Dan Prilaku. Jakarta : Rineka Cipta.

Notoatmodjo Soekidjo, (2005). Promosi Kesehatan Dan Prilaku. Jakarta : Rineka Cipta.

Notoatmodjo Soekidjo, (2007). Promosi Kesehatan Dan Prilaku. Jakarta : Rineka Cipta.

Penny Samkin, Dkk, (2007). Panduan Lengkap Kehamilan, Melahirkan, dan Bayi. Edisi Revisi. Jakarta : Arcan
Savitri Ramaiah, (2006). Gaya Hidup Dimasa Hamil. Jakarta: PT Bhuana Ilmu Populer.

Sudarman Danim, (2003). Riset Keperawatan (Sejarah Dan Metodologi). Jakarta : EGC.

Yulaikhah Lily,(2009). Seri Asuhan Kehamilan. Jakarta : EGC
_______ ( 2009) Tips Kehamilan. http://www.syuraiwordspnss.Com di ambil pada tanggal 28 Maret 2009. Pukul 16:00 Wib.
_______ ( 2008) Peran Suami Pada Saat Kehamilan Istri. http://www.wyethin.Com. di ambil pada tanggal 18 Mei 2010. Pukul 15:00 Wib

Tidak ada komentar:

Posting Komentar